Minggu, 22 Maret 2009

Pengalaman Buruk di RS Roemani Semarang

Brengseknya RS Roemani Semarang

Beberapa waktu yang lalu, saya mengantar seorang kerabat yang sakit ke RS Roemani Semarang. Hari pertama masih mendapat sambutan yg baik, meski saya sdh kecewa karena kerabat saya itu terlambat dibawa masuk keruang pasien, jadi harus nunggu dari pagi sampai siang diruang pemeriksaan dokter (setelah dokter meminta opname). Setelah dirawat 3-5 hari ternyata kerabat saya ini makin parah sakitnya, kami sekeluarga semakin panik. Nah, mulai saat inilah kami mulai banyak tanya pada doker & perawatnya. Dan mulai saat inilah perlakuan tidak menyenangkan kami peroleh. Dokter menyatakan tidak tahu dan tidak bisa menemukan penyakitnya apa. Dan apalagi perawat mulai tidak ramah dan mulai bicara kasar. Mereka seakan – akan tidak mau repot dengan keadaan pasien kami.

Suatu malam ketika keadaan kerabat kami kritis, kami sampai pasrah karena kerabat kami tersebut sudah histeris dan berteriak – teriak. Perawat memanggil dokter jaga ICU (kalo tidak salah namay sl). Dan dokter ini tidak melakukan apa – apa selain cuma nanya beberapa kali & melihat saja. Kami sangat kecewa dengan mereka. Sampai hari 6 akhirnya kerabat kami dibawa ke ICU. Itupun seorang perawat mengatakan bahwa itu sebenarnya sudah terlambat ke ICU karena seharusnya dari kemarin kerabat kami tersebut dibawa ke ICU, tapi karena penuh mereka tidak melakukannya. Itu yang memuat kami kecewa, kalau memang ICU sudah penuh kenapa tidak dirujuk ke RS lain. Hal ini menunjukan betapa RS ini ingin mendapatkan uang kami.

Ketika diberitahu akan dibawa ke ICU kami sekeluarga berunding dulu (masalah biaya dsb), pada saya bilang mau berunding dulu inilah seorang perawat membentak “jangan membuat keputusan yang salah, kondisi pasien sudah seperti ini, kondisi pasien sudah berbahaya”. Perawat ini mengatakan itu dengan kasar seakan – akan kami ini bukan manusia dan mereka lupa bahwa kami sebagai konsumen. Dalam keadaan kritis seperti ini kami tentu harus berunding dulu untuk mengambil setiap tindakan, karena memang kami dari keluarga yang pas - pasan. Dan kami tidak bisa asal dalam mengambil langkah. Hal ini menunjukan betapa brengseknya perawat di RS ini dan tidak berpendidikanya mereka. Entah perawat dari mana yang bekerja di sana itu???

Setelah di rawat beberapa hari di ICU kondisi agak membaik, tapi juga beberapa doker yang menangani masih belum tahu apa tentang penyait kerabat kami ini. Beberapa ada yang mengatakan ini, itu, tidak jelas. Dan dokter utamanya juga sudah mengatakan tidak tahu penyakitnya apa. Inilah yang memuat kami semakin menyesalkan. Kalau mereka merasa sudah tidak sanggup lagi, harusnya si dokter brengsek ini merujuk ke RS lain yang lebih canggih. Hal ini juga menunjukan betapa buruknya kualitas RS ini. Sampai beberapa hari, bahkan sampai ICU mereka tidak tahu penyakitnya apa. Berabagai alasan diuangkapkan setiap kali saya konsultasi, tapi intiya mereka hanya mengatakan keadaaanya seperti ini dan itu tanpa jelas penyebabnya dan penyakitnya apa.

Soal penyakit itu sendiri ketika pertama kali masuk RS ini dokter pertama sudah mengatakan ini ****** (nama suatu penyakit), yang waktu itu menurut saya juga tidak begitu berbahaya & parah. Waktu pertama masuk saya kira kerabat kami ini sudah mengalami alergi obat, tapi kata dokter tidak (meski beberapa hari kemudian ketahuan juga mengalami alergi obat parah). Hal ini mengindikasikan betapa tidak becusnya dokter ini bekerja dan menganalisa suatu penyakit.

Selama berada di ICU ternyata biaya perharinya membengkak 2 kali dari yang penah dikatakan perawatnya. Saya tidak tahu persis penyebabnya apa, sampai disini masih menghargai karena saya lihat memang peralatan di ICU dan juga obatnya sangat mahal. Setelah beberapa hari kondisi agak membaik (meski dokter juga belum tahu penyakitnya apa), kami sekeluarga minta keterangan apaka kerabat kami tersebut bisa pindah ruang atau tidak. Ketika bertanya inipun saya mendapat omongan yang tidak enak (dan menurut saya brengsek juga) dari seorang perawat, “lho kenapa harus pindah, justru diruang ini (ICU) sehari Cuma Rp 200.000 “. Padahal faktanya dalam selama di ICU dalam sehari habis hampir 2 juta. Saya berpikir, ini perawat yang goblok atau tidak tahu atau memang mereka ingin nahan supaya tetap di ICU biar kami habis uang banyak. Kalau saya ingat ini yang terbayang hanya kebrengsekan perawat ini.

Dan mulai dari ICU ini biaya langsng melonjak habis belasan juta rupiah, sehingga kami sekeluarga pontang – panting cari biaya yang tidak sedikit itu. Mereka sempat menyuruh buat surat keringanan dari kecamatan dsb, ternyata setelah kami buat ternyata tidak bisa dipakai karena aturannya beda, dsb.

Ketika kondisi memburuk seorang dokter mengatakan pada saya bahwa khusus dirinya minta tidak usah dibayar sama sekali, yang tentu saja langsung saya tampik karena saya tahu itu profesionalitas. Saya tidak tahu alasan dia mengatakan itu, apakah merasa kasihan, atau malah karena merasa tidak mampu menyembuhkan pasien. Yang pada akhirnya kami juga harus membayarnya karena yang dia maksud tidak usah dibayar sama sekali itu hanya berupa potongan visit saja. (tanpa bermaksud tidak menghargai itu) tapi hal ini sudah menunjukan bahwa dia telah berbohong. Pada saat membayarpun admisnistrasi juga menerangkan bahwa si dokter ini sudah memberikan potongan, yang ketika dia mengatakan langsung pada saya tidak usah dibayar sama sekali. Mana yang benar??? Maksud staf administrasi ini mungkin biar kami berterima kasih gitu mungkin meski nyawa kerabat kami tidak terselamatkan.

Selama kami mendapat tagihan yang mencapai belasan juta inilah pihak RS juga kami mendapat banyak omongan yang tidak enak, misalkan: kalau tidak punya uang kenapa dibawa di RS ini? Atau misalkan kami disuruh pindah ruang kelas bawah yang sangat tidak mungkin bagi kami karena kondisi pasien yang parah.

Ketika kerabat kami tersebut sudah pindah ruang ternyata beberapa hari kemudian kondisinya memburuk. Kami sekeluaga sudah berputus asa dan memutuskan untuk membawanya pulang bagaimana pun kondisinya. Kami juga sangat berusaha memenuhi tagihan RS yang mencapai belasan juta rupia tersebut. Dalam kondisi semakin sulit bagi kami inilah kami mendapati pelayanan yang sangat mengecewakan. Perawat yang semakin tidak ramah, dan cerewet, dan kadang membentak. Kami juga disuruh pindah keruang kelas bawah (setengah memaksa karena menyuruhnya beberapa kali) dengan alasan belum membayar. Hal ini menunjukan bahwa RS ini profit oriented tanpa melihat kondisi pasien, yang menurut kami sangat parah dan tidak pantas serta tidak layak ditempatkan di kelas bawah.

Dan yang paling saya sesalkan sampai sekarang adalah bahwa obatnya yang paling penting pun diganti dengan obat generic tanpa sepengetahuan kami. Dan beberapa hari setelah keluar dari ICU keadaan semakin memburuk sampai akhirnya kerabat kami tersebut meninggal dunia. Seingat saya titik balik pasien kami semakin memburuk adalah ketika obatnya diganti obat generic.

Hal yang membuat saya sangat jengkel dan marah adalah ketika saat kritis doker hanya mengatakan bahwa ini membutuhkan alat *********** yang di RS ini sudah habis. Dan karena ICU sudah penuh maka ini perlu dirujuk ke RS lain asal biaya dilunasi. Menurut saya ini sangat tidak berperi kemanusiaan sekali. Kalo ICU penuh itu masih logis dan mungkin, tapi kalau alat ********* habis kami sama sekali tidak percaya. Tidak mungkin RS sebesar itu kehabisan suatu alat. Dan ketika dokter sudah mengatakan harus dipindah ke RS lain menurut kami juga sudah sangat terlambat, kenapa tidak dari kemarin, kenapa ketika sudah sekarat baru menyerah. Hal ini menunjukan bahwa RS ini hanya mengedepankan uang di atas segala – galanya.

Beberapa kesalahan RS Roemani menurut kami:

- Salah diagnose oleh dokter yang hari pertama sudah mengatakan sakit ****** ternyata lebih parah dari itu, dan ketika saya mengatakan kemungkinan alergi, dokter bilang tidak meski beberapa hari kemudian ketahuan alegi obat yang parah.

- Perlakuan dan perawat yang benar – benar tidak mencerminkan manusia berpendidikan (saya tidak tahu nama mereka, tapi kalau ditunjuk orang – orang brengsek itu tentu saya masih mengenali mereka).

- Indikiasi bahwa RS ini tidak ingin melepas pasien meski dokternya tidak tahu penyakitnya apa yang jelas (bahkan sampai saat ini juga belum jelas). Harusnya sejak beberapa hari awal kalau merasa tidak mampu kami diminta pindah ke RS lain, bukan malah ditangani sembarangan seperti itu.

- Soal biaya yang belum kami bayar dijadikan alasan untuk pindah ruang itu sungguh tidak masuk akal, dan tidak wajar. Karena selisihnya juga banyak dan kondisi pasien yang parah tidak mungkin pindah ruang kelas bawah.

- Perkataan pada saat penagihan yang seakan – akan menyudutkan kami itu menunjukan bahwa RS ini hanya mengedapankan uang saja.

- Pernyataan alat yang habis itu sungguh tidak masuk akal dan hanya dijadikan alasan biar kamis segera membayar biayanya

- Penggantian obat dari bermerk menjadi obat generic menurut kami itu adalah suatu kesalahan fatal dan goblok untuk penyakit separah itu, apalagi alasannya kalau cuman karena biaya. Ketika hal ini saya petanyakan pada perawat jawabanya adalah “nanti kasihan sama keluarganya”. Kasihan apanya??? Kalau memang yang cocok adalah obat itu kenapa harus diganti yang generic??? Dan buktinya setelah ganti generic keadaaanya pasien memburuk sampai akhirnya meninggal.

- Keputusan untuk pindah RS disaat sudah sekarat adalah keputusan goblok dari seorang dokter. Harusnya kala diminta pindah itu ya dari awal – awal ketika mereka merasa tidak mampu menanganinya.

Saya himbau kepada masyarakat lain untuk berhati – hati dan mempetimbangkan masuk RS ini. Mungkin untuk penyakit ringan tidak masalah, tapi untuk peyakit berat siap – siaplah keluar biaya puluhan juta. Hal yang sama juga dirasakan keuarga pasien lain, bahkan ada yang 3 hari langsung membawa keluarganya yang sakit kembali pulang karena merasa tidak tersembuhkan dan sakitnya semaki parah.

Jadi berpikirlah dulu sebelum masuk RS ini.

Kepada pihak RS jadikan ini bahan evaluasi diri. Dulu anda dikenal RS Islam yang ramah dan bagus. Tapi kalau Islam saja yang dijadikan bahan unggulan tanpa adanya peningkatan pelayanan (bukan hanya peningkatan gedung dan fasilitasnya saja) maka tinggal menunggu kehancuranmu saja.

Kalau pihak RS tidak terima dengan apa yang saya tulis ini, silahkan melakukan gugatan hukum, dan pasti demi Tuhan saya akan melakukan pembalasan dengan cara saya sendiri. Karena yang saya lakukan adalah mengutarakan perlakuan yang tidak enak yang pernah saya dapatkan dari anda.

Sekian, terima kasih

Salam

34 komentar:

  1. saya paling tidak suka hal seperti ini...hanya omong tapi gak tunjukkan identitas...jadi..tunjukkan identitas anda benar tidaknya bisa jadi bahan diskusi...
    kalau memang ini benar dan tidak ada upaya untuk menjatuhkan nama rs roemani, anda tunjukkan identitasnya....jangan - jangan ini hanya omong doank

    BalasHapus
  2. mungkin hanya sekedar cari popularitas, spt pd kasus RS Omni,kl memang kecewa ya jentle sj,selesaikan..layangkan surat ato datang langsung...

    BalasHapus
  3. Setuju dengan para komentar... pasien di roemani juga bukan kerbat Anda saja.. cuma cari sensi aja ne blog.... blog bukan tempat pelampisan kayak gini.. salah tempat ne....!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Caranya agar blog kita di ketik langsung muncul gimana gan?

      Hapus
  4. iyo..ndak jentel. hoax lah

    BalasHapus
  5. kasusnya kayaknya fiktif banget..
    cuman bisa mesem2 aja...
    menurutku mencoba2 dibuat jadi logis...

    BalasHapus
  6. saya rasa RS. Roemani TIDAK separah yg dikatakan oleh si penulis blog ini.
    sebaiknya jgn ngasal comenttp dikaji dan didiskusikan dg baik.
    soal obat generic atau paten itu sebenarnya sama saja hny harganya saja yg berbeda krna pada dasarnya obat generic/paten itu adl bahan kimia jd klo keadaansdr sampean memang tidak semakin membaik y mungkin bukan semata2 salah dokter/obatnya.

    BalasHapus
  7. Heran, repot2 bikin blog hanya untuk men-jelek2an. Judulnya juga tendensius banget, herannya juga aku koq ya ikut ngasih komentar..hehe.

    BalasHapus
  8. Ayahku sampe 3 kali dirawat di sono, tapi ga ada masalah dengan pelayanannya. Menurutku sangat bagus

    BalasHapus
  9. istri saya 4 hari dirawat di sana,,, pelayanannya bagus kok,,, perawatnya ok,,, dokter spesialisnya 3 orang sekaligus,,,ketiganya juga sangat ramah,, penjelasan dokternya juga masuk akal,,,kalau perawat kan memang bukan bagiannya menjelaskan diagnosa penyakit,,,alhamdulillah sekarang kondisi istri sudah lebih baik

    BalasHapus
  10. He.emmm, alhmdlh saya slma periksa disana jg mendapat pelayanan yang baik dan ramah,,,

    BalasHapus
  11. aku lahir neng kene nyatane dadi ganteng tur manis, ora popo malah. kalo sakit ada yang doa in kalo capek di pijitin. dokter itu manusia bro kesembuhan datang dari Allah.. suwun by esmoode@gmail.com

    BalasHapus
  12. Aduh sedihnya nama Pak Roemani di goblok2an..nama blog nya seram sekali "roemanigoblok" istighfarlah mas/mbak..kalau ada masalah spt ini dibicarakan kpd management nya dirutnya, dan dicari solusinya bkn dg cara spt ini, menghasut, mencaci, menjelek2an, bisa jd anda nanti yg dituntut balik, bijaklah dlm bersosial media/menulis blog.

    BalasHapus
  13. Hmm...pelayanan di roemani memang biasa saja, tp ga mungkinlah smp separah. Bpke/ibuke ni pasti lg emosi jiwa krn kerabat meninggal di rs, kecenderungan memang kalo ada kasus spt selalu menyalahkan rs. Satu hal yg sy gatel pgn komen, mengenai obat generic, generic dan bermerk itu sama saja bahannya, yg bedain cm harganya saja. Contohnya asam mefenamat, kalo qt beli generik asam mefenamat 500mg, tentu hargany lbh murah dibanding qt beli mefinal, yg kandungannya adl asam mefenamat 500mg (sama kan?). Hal lain jg yg bikin sy kurang sreg, knp jg pihak keluarga tdk inisitif sndr memindahkan pasien ke rs lain bila dirasa tdk ada kemajuan di roemani? Jd sebenarnya yg goblok siapa? Sebagai pasien/konsumen, qt hrs cerdas lhooo...

    BalasHapus
  14. Wkwk.. Memang dasarnya mau menjatuhkan, klo mau ngadu ya ke kotak pengaduan RS roemani langsung.
    Kan bisa APS (atas permintaan sendiri) buat pindah RS. Ya namanya RS tipe C keterbatasan alat tu bkn hal yg gak wajar. Wajar lah, alat2 di ICU seharga ratusan juta.
    Obat paten / generik pun sama aja isinya, spt yg ibu marina utarakan.
    Gak mgkn lah tenaga medis melakukan resusitasi aktif, yg namanya hidup mati jg Tuhan yg nentukan, bukan dokter.
    Wajar kalo diagnosis sulit ditegakkan kalo mmg kasusnya complicated. Dokter cm punya ilmu buat nolong.
    Haha.. Yah, ikut sewot komen jg nih.. ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ oiii..

    BalasHapus
  15. lebih baik di sampaikan dengan baik pada pihak berwenang. dan identitas yang jelas. kalo spt ini namanya hoax. omong doang. dan masyarakat ndak mungkin memenuhi himbauan hoax ini. masyarakat juga sudah cerdas. tdk spt yg nulis blog ini.

    BalasHapus
  16. lebih baik di sampaikan dengan baik pada pihak berwenang. dan identitas yang jelas. kalo spt ini namanya hoax. omong doang. dan masyarakat ndak mungkin memenuhi himbauan hoax ini. masyarakat juga sudah cerdas. tdk spt yg nulis blog ini.

    BalasHapus
  17. lebih baik di sampaikan dengan baik pada pihak berwenang. dan identitas yang jelas. kalo spt ini namanya hoax. omong doang. dan masyarakat ndak mungkin memenuhi himbauan hoax ini. masyarakat juga sudah cerdas. tdk spt yg nulis blog ini.

    BalasHapus
  18. Keluargaku selalu pilih Roemani. Gak ada masalah. Pakai BPJS pelayanannya juga oke.

    BalasHapus
  19. Keluargaku selalu pilih Roemani. Gak ada masalah. Pakai BPJS pelayanannya juga oke.

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Alhamdulillah. justru sebaliknya yang saya alami.
    begitu dinyatakan opname, paginya saya didatangi rohaniawan islam untuk dibimbing, dikuatkan akan ujian yg saya alami, doa bersama dan diberi buku doa doa kesehatan.
    susternya ramah, dikternya sabar, dan terakhir dengan BPJS (askes) saya gratis 0 rupiah dengan rician tanggungan obat yg dibayar oleh BPJS. 5 hari kemudian saya sehat. Alhamdulillah, terima kasih ya Rabb dan RS ROemani.
    Drs.H.Tri Aulat Junarwoto, MT - Semarang

    BalasHapus
  22. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  23. Bungung nau bersakin di rs mana ni.... :/

    BalasHapus
  24. Bungung nau bersakin di rs mana ni.... :/

    BalasHapus
  25. Kayak pengarang cerpen aja . Yang nulis blog ini.

    BalasHapus
  26. Menurut saya ini sangat tidak logis harusnya yg nulis ini kasihbidentitas atau siapa nma pasien/dokter

    Klau memang benar2 terjadi akan pihak roemani akan menindak lanjuti
    Saya 2× dirawat disini baik2 saja bagus pelayananya
    *anak saya juga hbis sakit pengumpalan darah sembuh
    *baapk saya 10× berobat operasi disini batu ginjal,jantung sekarang sembuh

    Mungkin orang ini yg tidak punya pendidikan๐Ÿ˜€

    BalasHapus
  27. Saya warga muhammadiyah rumah sakit roemani adalah langganan keluarga saya rumah sakitnya bagus pelayanananya ramah rumah sakitnya religius selain itu perawatnya suka menasehati juga memberikan semangat kepada pasiennya jadi yang di tulis oleh penulis diatas sangatalah tidak benar mungkin penulis emosi kerna kerabatnya telah tiada akibat dirawat oleh rs roemani padahal tiadanya manusia itu karena takdir allah

    BalasHapus
  28. Cah ra cetho..
    Ndang mari kwe le.., nduk...
    Ben iso nge-blog sng manfaat., pekok diopeni..๐Ÿ˜ฆ๐Ÿ˜ฆ๐Ÿ˜ฆ

    BalasHapus
  29. menurut sy rsroemani itu bagus. pas sy operasi di sana jg pelayanannya bagus, ramah2, dokternya juga ramah. ga seperti yg diucapkan bapak. kalau pas bapak ada hal yg tdk mengenakan di rs roemani harusnya ya memberikan masukan ke rs roemani langsung, bagaimana pelayanannya. jgn menjelek2an apapun, gak ada yg sempurna, dan lebih baik mentelaah dlu sebelum membuat blog. jgn asal mengjudge.

    BalasHapus
  30. Semua kita kembalikan pada_Nya. Hidup dan mati kita urusan Allah. Kita hanya bs berdoa dan berusaha. Allah Yang Maha Kuasa.

    BalasHapus
  31. Gua berkali kali dari saya opname sampai kedua anak saya dari melahirkan sampai pernah sakit dan opname juga gak ada masalah di rs rumani perawat dan dokternya juga ramah ramah kalo menurutku cerita di atas gak masuk akal tidak mungkinlah seorang dokter sama perawat berbicara kasar apalagi ini di rumah sakit aneh deh

    BalasHapus
  32. Identitas dan foto tagihan RS sbg bukti..

    BalasHapus